Bhinneka News

Penularan Covid-19 lewat udara, droplet dan kontak permukaan, mana yang paling berisiko?

  • Tidak seperti dugaan sebelumnya, penularan masih terjadi lewat udara, bahkan berisiko paling tinggi dibandingkan lewat percikan (droplet) ataupun kontak dengan permukaan, berdasarkan penemuan studi.
  • Penularan lewat udara berisiko terhirup karena virus beterbangan jauh dan lama di udara, sehingga melindungi diri dengan protokol pencegahan saja tidak cukup.
  • Menggunakan pembersih udara yang bisa membersihkan virus yang beterbangan di udara dan membunuhnya, bisa menjadi alternatif agar ruangan bersih dan sehat.

Tidak seperti dugaan sebelumnya, menggunakan masker, melakukan physical distancing dan menjaga kebersihan secara konsisten, dianggap bisa menurunkan risiko penularan virus. Namun, studi menemukan, penularan masih terjadi lewat udara, bahkan berisiko paling tinggi dibandingkan lewat droplet ataupun kontak dengan permukaan, walau telah melakukan protokol pencegahan.

Percikan besar (droplet) berukuran hingga 100 mikron, tidak akan bertahan lama di udara, karena bobotnya, percikan ini dengan cepat jatuh ke bawah/permukaan. Sedangkan percikan halus (aeorosol), berukuran lebih kecil, < 10 mikron, bisa bertahan lebih lama, bahkan berjam-jam sehingga apabila terbawa aliran udara seperti AC atau kipas angin, virus bisa beterbangan dan menularkan lewat jarak jauh, seperti antar ruangan, walau protokol pencegahan telah dilakukan.

Particle settling in still air

Particle size (µm)

Time to settle 5 feet by unit density spheres

0.5

41 jam

1

12 jam

3

1.5 jam

5

30 menit

10 (airborne)

8.2 menit

100 (droplet)

5.8 detik

Berikut di bawah ini faktor yang perlu diperhatikan untuk menurunkan risiko penularan.

  • Closed contact: seperti dibahas di artikel sebelumnya, anggota keluarga di rumah atau rekan kerja di kantor merasa aman dan nyaman dengan yang lainnya, sehingga tidak perlu menjaga jarak ataupun melepas masker.
  • Sistem ventilasi pada gedung bertingkat: gedung bertingkat dengan desain minim ventilasi dan hanya menggunakan sistem pendingin udara seperti perkantoran ataupun pusat perbelanjaan, dimana sirkulasi udara hanya berputar pada ruangan itu saja. Begitu juga dengan saluran udara yang saling terhubung (AC sentral atau terpusat), bisa menularkan dengan mudah lewat udara dari satu ruangan ke ruangan lainnya.

Pastikan ruangan aman, bersih bebas dari virus

Menjaga kebersihan ruangan termasuk perabot/benda yang sering disentuh seperti gagang pintu, permukaan meja, tombol lift, dan lainnya, hanya efektif membersihkan virus di permukaan saja, sedangkan virus yang beterbangan di udara hanya bisa dikendalikan konsentrasinya dengan ventilasi yang memadai, atau dengan menggunakan alat pembersih udara.

Pemilihan pembersih udara pun juga harus tepat. Pilihlah pembersih udara yang menawarkan hasil udara bersih yang sesuai dengan ukuran ruang dan telah diverifikasi oleh badan independen yang dapat dipercaya. Perhatikan juga teknik penyaringan yang digunakan, apakah memadai dan cukup efektif membunuh virus dan bakteri di udara, karena banyak produk yang mengklaim mampu namun sebenarnya belum terbukti ampuh.

Blueair, pembersih udara dari Swedia, merupakan salah satu pembersih udara yang menyaring partikel hingga berukuran 0.1 mikron (termasuk virus) dengan memadukan teknologi HEPASilent dengan elektrostatik yang canggih, efektif menyaring virus dan bakteri dalam waktu kurang dari 60 menit. Virus dan bakteri yang telah diberi ion-charged akan mudah menempel pada saat melewati serat filter yang tipis, sehingga udara yang keluar bersih bebas kuman dan tetap beraliran tinggi.

Material filter yang bersifat hidrofobik, tidak menyerap air sehingga filter tetap kering, hal ini mencegah virus dan bakteri yang sudah dilumpuhkan, aktif kembali di lapisan filter dan terbawa aliran udara keluar. Udara di ruangan bersih dan sehat sehingga menurunkan resiko penularan virus.

 

Leave a Reply