Kekurangan jualan online di marketplace
Info Bisnis Kewirausahaan Kreatif

5 Kekurangan Jualan Online di Marketplace dan Solusinya

Ada beberapa kekurangan jualan online di marketplace yang perlu dipertimbangkan brand. Mengalihkan penjualan dari offline ke online butuh banyak persiapan. Jualan online di marketplace adalah cara termudah dan murah untuk berjualan. Tidak perlu buat website dan rekrut karyawan untuk mengurusi teknis dan menaikkan trafik.

Brand juga meningkatkan penjualan lebih tinggi ketimbang buka toko offline. Jangkauan produk dan promo lebih luas karena marketplace-marketplace ternama di Indonesia punya banyak pelanggan setia di berbagai daerah. Biaya iklan yang dikeluarkan lebih sedikit, tidak perlu iklan di media massa. Cukup beriklan di promo tematik atau iklan di kolom pencarian supaya tampil paling atas.

Sebagai pemilik brand yang sudah punya nama besar dan channel penjualan beragam, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan saat jualan online di marketplace. Beberapa tantangan dalam berjualan di marketplace di bawah ini sudah hadir dengan solusinya. Dengan begitu, brand Anda akan lebih siap saat terjun ke dunia online.

1. Persaingan Produk dan Harga yang Tinggi

Salah satu tantangan utama untuk brand yang jualan online di marketplace adalah menghadapi persaingan yang sangat ketat. Walaupun Anda bebas jual produk atau jasa dan menentukan harganya, namun ada banyak saingan dari ribuan merchant lain di marketplace. Ada merchant yang jual produk Anda (yang didapat dari distributor), jual produk sejenis dari merk lain, dan jual produk substitusi yang membuat produk Anda tidak dibutuhkan lagi.

Kekurangan jualan online di marketplace

Solusi untuk menghadapi persaingan adalah Anda harus mendaftar sebagai merchant official. Tujuannya agar konsumen lebih percaya membeli produk di toko Anda, ketimbang di toko lain. Yang kedua, tentukan harga yang kompetitif, jika memungkinkan berikan bonus tambahan. Yang ketiga, lengkapi deskripsi produk dengan lengkap untuk memudahkan pelanggan memahami produk Anda. Terakhir, manfaatkan layanan iklan di marketplace agar produk Anda tampil di urutan teratas di pencarian.

2. Sulit Mengembangkan Branding Produk

Jika volume penjualan sudah sangat tinggi, jangan biarkan brand Anda terlalu bergantung ke marketplace. Salah satu tantangan dalam jualan online marketplace adalah saat ingin beralih ke channel penjualan lain, atau ingin mengembangkan channel penjualan yang sudah ada. Brand kesulitan membangun brand karena pelanggan lebih mengingat nama marketplace, bukan brand Anda.

Konsumen yang terlalu nyaman bertransaksi di marketplace jadi tantangan bagi brand yang ingin mengembangkan channel penjualan baru. Untuk mengurangi biaya dari komisi penjualan marketplace, beberapa brand ingin membuat toko online sendiri. Namun, fitur dan tampilan UI yang dibuat harus setara dengan marketplace yang ada. Akan tetapi investasi biaya yang dibutuhkan pasti lebih besar, dan hasilnya belum tentu maksimal.

3. Kesulitan untuk Akuisisi Pelanggan

Berbeda dengan jualan di website sendiri, Anda tidak bisa tanam kode tracking Google Analytic atau Facebook Pixel untuk mengenali karakteristik pelanggan. Semua transaksi yang datang di marketplace hanya berisi nama pembeli, informasi data diri singkat, dan alamat. Cukup sulit untuk mempelajari lebih dalam tentang pelanggan yang beli melalui marketplace.

Tantangan jualan online di marketplace

Untuk menangani masalah ini, Anda bisa menghubungi pihak marketplace untuk berkonsultasi. Bisa juga dengan meminta masukan mengenai seperti apa karakteristik pelanggan yang banyak beli produk sejenis di websitenya. Anda juga bisa buat survei singkat dengan mencantumkan link survei di kemasan produk untuk mengenal lebih dalam tentang konsumen setia Anda di marketplace.

4. Integrasi Banyak Akun Masih Manual

Marketplace yang bagus di Indonesia tidak hanya ada satu. Jenis marketplace juga berbeda-beda. Ada yang fokus jualan ke konsumen B2C ada juga jual produk ke konsumen B2B dan pemerintah. Untuk meningkatkan penjualan, sebaiknya Anda punya akun penjual di banyak marketplace. Jualan online di marketplace B2C punya volume penjualan lebih banyak, tapi kuantitas produk yang dibeli lebih sedikit. Sebaliknya, marketplace B2B punya volume penjualan lebih sedikit, namun sekalinya dapat pesanan, kuantitasnya bisa sangat banyak.

Mengintegrasikan banyak akun, seperti input produk, deskripsi produk, dan memastikan agar harga jualnya selalu sama dan up to date cukup merepotkan. Input campaign baru di banyak marketplace juga butuh waktu dan tenaga. Belum lagi jika Anda harus menghubungi pihak marketplace jika ingin ikut promo musiman tertentu.

Walaupun ada penyedia sistem untuk mengelola akun merchant, namun untuk menggunakan sistemnya harus mengeluarkan biaya tambahan. Ujung-ujungnya Anda tetap harus membutuhkan karyawan tambahan untuk mengoperasikan sistem tersebut. Dan Anda tetap harus bayar komisi penjualan setiap transaksi dari marketplace.

5. Butuh Karyawan untuk Kelola Banyak Akun Merchant

Semakin banyak akun merchant yang harus dikelola, semakin banyak karyawan yang butuh direkrut. Tidak hanya admin, Anda juga butuh karyawan khusus untuk berhubungan dengan Account Manager setiap marketplace. Selain bayar gaji, Anda perlu tambahan biaya tunjangan karyawan lainnya. Belum lagi harus bayar sistem kelola banyak akun marketplace (kalau Anda pakai), dan bayar komisi penjualan ke marketplace.

Kekurangan jadi merchant di marketplace

Solusi untuk masalah jualan online di marketplace ini adalah dengan hubungi tim Bhinneka. Kami bisa buat akun dan kelola semua akun merchant Marketplace Anda. Kebutuhan karyawan untuk kelola aku merchant jadi berkurang. Semua urusan transaksi, tambah produk, update harga, update spesifikasi, dan ubah banner campaign terbaru bisa dikerjakan oleh tim kami. Semua yang Anda butuhkan untuk jualan online di marketplace tinggal terima beres.

Leave a Reply